Anggap Berpotensi Memicu Konflik, Lasbandra Minta Polisi Ambil Sikap Soal Voice Note Tim Jimad Sakteh 

Img 20241022 Wa0010

SAMPANG // Sebuah voice note atau rekaman suara salah satu tim pendukung Cabup-cawabup Sampang Slamet Junaidi-Mahfud tersebar luas di media sosial, Senin (21/10/2024).

 

Voice note tersebut menggemparkan masyarakat dan dinilai dapat memicu ketegangan yang berujung konflik menjelang Pilkada 2024. Bagaimana tindak, dalam rekaman suara berdurasi 7 menit 16 detik itu terdengar suara seorang pria yang diduga merupakan mantan Kades Jrangoan Ali Mustofa.

 

Dalam rekaman suara itu, pria tersebut bilang kepada seluruh tim pendukung Cabup-cawabup Slamet Junaidi-Mahfud atau yang disebut Jimad Sakteh bahwa panitia pemilihan suara (PPS) Pilkada Sampang berjumlah 548 PPS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 333 di antaranya adalah milik paslon Jimad Sakteh.

 

“Jadi kalau paslon Kiai Mamak-Mas Ab (Mandat) punya basis panitia. Jimad Sakteh juga punya basis panitia punya Jimad Sakteh. Cuma bedanya, kalau calon sebelah meskipun tidak ada dibilang ada sementara Jimad Sakteh meskipun ada takut yang mau bilang ada,” kata pria di voice note itu.

 

Kemudian, lanjut dia, berkaitan dengan keamanan, pihak kepolisian 95 persen tetap akan mengamankan suara paslon yang mendapat tandatangan atau dukungan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

 

“Bedanya lagi, tim Mandat itu meskipun takut tapi memberanikan diri. Tapi kita (Jimad Sakteh) meskipun berani berpura-pura takut,” ujarnya.

 

Tak sampai disitu, pria yang diduga mantan Kades Jrangoan Ali Mustofa itu juga menghimbau kepada seluruh tim paslon Jimad Sakteh agar membawa sajam untuk keamanan diri Dirinya mengaku selalu terbiasa membawa sajam bahkan semua jenis sajam ada di dalam mobilnya.

 

“Se biasa nyikep, ngireng nyikep (yang terbiasa bawa sajam, silahkan bahwa). Jangan khawatir, saya juga selalu bawa kemana-mana, tapi disimpan di mobil karena tak terbiasa diselipkan di badan,” ungkapnya.

 

Bahkan, pria yang diduga Ali Mustofa itu berseloroh jika selama ini dirinya tidak pernah mendapat intimidasj ataupun mempunyai masalah yang berkaitan dengan hukum.

 

“Terkait intimidasi. Saya ini punya pekerjaan atau usaha pabrik rokok ilegal, kerja proyek atau punya CV, kerja proyek Pokmas dan juga Kades. Tapi sampai sekarang aman-aman saja. Jadi kepada semua tim jangan pernah takut, sudah waktunya kita tampil,” selorohnya.

 

Selain itu, lanjutnya, perlu diketahui bahwa paslon Jimad Sakteh mempunyai dukungan besar dari kepala desa di Sampang. Ada 120 kepala desa yang mendukung pasangan Jimad Sakteh.

 

“60 persen kepala desa dukung Jimad Sakteh. Itu valid, tapi tidak koar-koar. Jadi harus tetap semangat, jangan pernah takut. Kalau ada kecurangan, kita tentunya lebih jago,” ujarnya.

 

Menanggapi itu, aktivis LSM Lasbandra Achmad Rifai mengatakan bahwa rekaman suara tersebut sudah membuat gaduh dan dapat memicu ketegangan yang berujung konflik di tengah masyarakat jelang Pilkada. Karena itu ia meminta kepada KPU, Bawaslu dan polres Sampang untuk bersikap.

 

“Kalimat yang disampaikan mengandung intimidasi dan provokator sehingga bisa menimbulkan konflik atau ketegangan dan menganggu kondusivitas jelang Pilkada. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan polres harus bersikap,” katanya.

 

Menurut dia, rekaman suara dari tim Jimad Sakteh itu juga mencoreng kredibilitas penyelengara pemilu. Sebab, pihak tersebut mengklaim menguasai ratusan PPS.

 

“Pernyataan itu tentu mendiskreditkan atau memperlemah kewibawaan KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara,” pungkasnya.

 

Sementara itu, diterbitkan mantan Kades Jrangoan Ali Mustofa enggan berkomentar terkait rekaman suara tersebut. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak direspon hingga berita ini diterbitkan.

(Tanti Fitria Sari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *