Sampang metrosurya.net
Keberhasilan dalam program ketahanan pangan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam produksi pertanian. Salah satu faktor teknis yang sangat mendukung dalam produktivitas pertanian adalah ketersediaan air irigasi yang baik dan sesuai kebutuhan tanaman.
Air merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat khususnya di bidang pertanian. Dalam sistem pengelolaan irigasi terdapat lembaga- lembaga ygyang dianggap penting untuk mengembangkan dan menyesuaikan kegiatan terhadap perubahan unsur-unsur kelembagaan tersebut.
Lembaga tersebut salah satunya adalah terbentuknya HIPPA. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: Bagaimanakah Tata Kelola Irigasi oleh HIPPA ”GAGAH” di Desa Barunggagah Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang ?.
Namun hal tersebut Banyak permasalahan dalam pengelolaan irigasi diantaranya tidak adanya sumber mata air dilokasi persawahan yang hanya mengandalkan curah hujan justru akan terbengkalai saluran tersebut disaat musin kamarau.
Perlu diketahui saluran irigasi yang dikerjakan oleh Kelompok HIPPA (GAGAH) didesa Tambelangan Disinyalir sebagai ladang korupsi dilokasi adanya dugaan saluran lama yang perbarui serta tidak sesuai dengan teknis pembangunannya
Adanya saluran irigasi didesa Barunggagah hanya untuk serap anggaran yang diduga untuk meraup keuntungan pribadi, tidak mengutamakan asas manfaat serta kwalitas bangunan.
Hal tersebut dikatakan oleh warga sekitar” saluran ini bukan untuk pembuangan namun saluran irigasi untuk perairan sawah, tapi jika tanpa adanya sumber mata airnya apa yang disalurkan, ucapnya sembari bertanya,?
Kalau hanya untuk nunggu curah hujan tanpa saluran pun sawah akan degenangi air, makanya nanyak proyek saluran irigasi ini terbengkalai bahkan rusak tanpa ada manfaat,ketika pada musim kemarau, ucapnya.
Bukan hanya itu ada dugaan saluran lama diperbarui lagi, mas bisa liat sendiri kan. Ya langsung saja konfirmasi pelaksananya, Ucapnya.
Jadi perlu adanya evaluasi ulang serta tepat sasaran bukan hanya untuk habiskan uang negara dan cari untung untuk kepentingan perorangan, Sementara itu, Anam, Asisten Tenaga Ahli (Asta) dari BBWS Brantas saat dikonfirmasi awak media,
membenarkan bahwa lokasi proyek tersebut merupakan saluran irigasi yang digarap oleh kelompok hippa P3A Gagah. Terkait bangunan lama yang tidak dilakukan pembongkaran, dirinya menyampaikan akan tetap masuk ukuran volume dari saluran irigasi yang digarap oleh kelompok Hippa P3A Gagah.
“Iya ini betul lokasinya mas (membenarkan Hippa P3A Gagah). Bangunan lama itu tetap masuk ukuran volume, tapi nantik itu dari pihak TPM punya hitung hitungan realisasi di lapangan. Mana yang rehab dan yang bangun baru itu kan nantik jelas,” kata Anam sebagai Asta di lokasi tersebut. Senin, (23/12/2024).
Terkait pekerjaan galian pasangan batu pondasi, Anam berkilah bahwa proyek saluran irigasi yang digarap oleh Hippa P3A Gagah tersebut ada galian tanah dan pasangan batu pondasi.
Begini mas, galian itu akan tetap digali, sedangkan sepengetahuan teman diluar itu yang namanya pondasi itu kan harus digali lebih dalam. Tapi cara kerja dilapangan terkadang tiap tukang itu berbeda pelaksanaannya, terkadang langsung digali total semua. Jadi seolah olah tidak ada galian pondasinya,” dalihnya.
Anam juga kembali memastikan bahwa dirinya memegang dokumen foto bahwa proyek saluran irigasi yang digarap kelompok Hippa P3A Gagah tersebut ada galian tanah dan pekerjaan pasangan batu pondasi.
Kendati demikian, terkait temuan dilapangan ada kejanggalan, dirinya akan tetap menindak lanjuti dan akan mengkroscek dan akan turun langsung ke lokasi.
“Ada foto galiannya itu mas, tapi akan tetap saya tindak lanjuti itu, sesuai apa tidak, dan benar apa tidak itu ada galian pondasinya. Tapi kalau foto galian pondasinya ada. Kita akan kroscek dulu. Apa Benar dibongkar atau tidak bagunan lama itu,” tuturnya.
“Kalau bangunan lama masih bagus dan tidak perlu dibongkar ya di plester saja. Nantik larinya kurang tambah atau penambahan volume panjang. Itu nantik hitung hitungannya,” tambahnya
(Tanti Fitria Sari)