Akibat Dipihak Ketigakan, Proyek Plengsengan Desa Gulbung Terindikasi Untuk Meraup Keuntungan Pribadi 

Img 20250102 Wa0031

SAMPANG metrosurya.net

Pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur yang didanai bantuan keuangan (BK) APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2024 di desa Gulbung, Kecamatan Pangarengan, Sampang, tengah berlangsung.

 

Berdasarkan data yang dihimpun, tahun ini desa Gulbung mendapat kucuran dana BK Provinsi Jatim sebesar Rp 750 juta. Dana ratusan juta itu diperuntukkan untuk pembangunan plengsengan.

 

Tapi anehnya proyek yang seharusnya dikerjakan secara swakelola oleh pemerintah desa itu justru dikerjakan oleh pihak ketiga. Tiga proyek plengsengan itu disebut-sebut dikerjakan oleh H. Hasbi

 

Diketahui H Hasbi menurut informasi yang didapati oleh media ini adalah mantan pemain pokmas yang mana dirinya diduga sebagai kordinator.

 

Namun kini H Hasbi beralih dengan dugaan kuat menjadi kordinator BK Pemprov pasalnya dalam pengakuan beberapa PJ Kades Semua pekerjaan di kerjakan Olehnya.

 

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Pj Kades Gulbung Hafiluddin membenarkan bahwa tahun ini desanya mendapat alokasi Bantuan Keuangan (BK) Provinsi Jatim sebesar Rp 750 juta.

 

Dana tersebut dialokasikan untuk 3 kegiatan proyek pembangunan tembok penahan tanah (TPT) atau plengsengan. Setiap paket pekerjaan nilainya Rp 250 juta.

 

“Saat ini pengerjaan proyek tengah berjalan,” ujar Hafiluddin, kepada wartawan.

 

Kendati demikian, Hafil mengaku tidak ikut terlibat dalam pengelolaan dana BK provinsi tersebut, termasuk juga dalam pelaksanaan proyek. Sebab, setelah dana masuk ke rekening desa, uangnya langsung diserahkan kepada pihak ketiga yang mengerjakan proyek tersebut.

 

“Setelah dana itu dicairkan dari rekening desa, uangnya langsung diberikan kepada pihak yang mengupayakan program itu. Artinya, pelaksana inti dari kegiatan BK ini bukan pemerintah desa, tapi orang yang mengusulkan,” ungkapnya.

 

Secara khusus ia berpesan kepada pihak ketiga proyek tersebut dikerjakan dengan maksimal dan tidak asal-asalan. Sehingga, manfaatnya bisa dinikmati jangka panjang oleh masyarakat.

 

“Pekerjaan proyek harus sesuai dan berkualitas, tidak boleh asal-asalan,” pintanya.

 

Sementara hasil pantauan di lokasi, salah satu proyek BK provinsi di desa Gulbung disinyalir dikerjakan asal-asalan. Itu terlihat dari konstruksi bangunan yang diduga tidak ada pekerjaan galian pondasi, dilokasi juga tidak terpasang papan nama proyek.

 

Salah satu warga yang ditemui di lokasi mengatakan proyek tersebut merupakan program BK provinsi Jatim. Warga ini, juga menyebut pengerjaan proyek itu baru berjalan sekitar satu mingguan.

 

“Ini proyeknya H. Hasbi, kebetulan saya salah satu tukang yang kerja,” ungkap warga yang meminta namanya dirahasiakan.

 

Sampai berita ini dipublikasikan tidak ada keterangan apapun dari H Hasbi karena sulit untuk bisa dihubungi.

(Tanti Fitria Sari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *